BISNIS AYAM PEDAGING (BROILER)
BISNIS AYAM PEDAGING
(BROILER)
Makalah
Sebagai Salah Satu Tugas
Pada Mata Kuliah Bahasa Indonesia
DI
SUSUN OLEH :
BISMI AKBAR AL AMIN
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SAMUDRA
T.A 2015/2016
KATA
PENGANTAR
Puji
dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena erkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini membahas “BISNIS AYAM PEDAGING (BROILER)”.
Dalam penyusunan
makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan
bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun
materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Langsa,
November 2015
Penulis
ABSTRAK
Salah satu usaha yang akan dikembangkan
yaitu budidaya ayam pedaging (broiler), karena banyak orang yang
membutuhkannya, sebab daging merupakan sumber protein yang dibutuhkan oleh
manusia. Daging
ayam merupakan daging favorit di negara kita, karena hampir 100% orang
Indonesia suka makan daging ayam. Sehingga berbisnis ternak ayam potong
merupakan peluang yang sangat bagus untuk dikembangkan.
Ayam ras pedaging
disebut juga broiler,
yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas
tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam.
Usaha kemitraan ayam potong adalah melaksanakan
usaha budidaya secara bahu membahau antara perusahaan sebagai Inti dengan
peternak sebagai plasma. Pada sistem usaha ini peternak hanya berkewajipan
menyediakan kandang dengan skala yang telah ditetapkan oleh perusahaan inti dan
merawat ayam hingga masa panen tiba.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
ABSTRAK ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
Latar Belakang................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 3
A. Sejarah Ayam Pedaging.............................................................. 3
C. Pemeliharaan Ayam Broiler......................................................... 7
D. Bisnis Ayam Pedaging................................................................ 11
BAB III PENUTUP .................................................................................. 12
A. Kesimpulan
............................................................................... 12
B. Saran
......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Wirausaha
merupakan salah satu usaha untuk mengatasi meningkatnya jumlah pengangguran.
Selain menguntungkan dari segi ekonomi, sebagaian besar kegiatan wirausaha juga
sangat membantu usaha-usaha dalam memenuhi kebutuhan masyarakat banyak, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Salah
satu usaha yang akan dikembangkan yaitu budidaya ayam pedaging (broiler),
karena banyak orang yang membutuhkannya, sebab daging merupakan sumber protein
yang dibutuhkan oleh manusia. Daging
ayam merupakan daging favorit di negara kita, karena hampir 100% orang
Indonesia suka makan daging ayam. Sehingga berbisnis ternak ayam potong
merupakan peluang yang sangat bagus untuk dikembangkan. Beberapa waktu yang
lalu, bisnis ayam potong sempat mengalami kemunduran ketika flu burung melanda
dunia. Banyak pengusaha ayam potong yang gulung tikar karena daging ayam
menjadi “tersangka” utama sehingga menyebabkan orang takut mengkonsumsi daging
ayam lagi. Sekarang isu flu burung sudah perlahan menghilang, inilah prospek
cerah untuk beternak ayam potong yang mulai menguat kembali.
Ayam ras pedaging
disebut juga broiler,
yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas
tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Sebenarnya ayam
broiler
ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an dimana pemegang kekuasaan
mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia yang pada saat itu semakin
sulit keberadaannya. Hingga kini ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia
dengan berbagai kelebihannya. Hanya 5-6 minggu sudah bisa dipanen. Dengan waktu
pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru
serta peternak musiman yang bermunculan diberbagai wilayah Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH
AYAM PEDAGING
Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan
jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya
produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Sejarah dan
perkembangan ayam broiler di Indonesia tidak lepas dari perkembangan
perunggasan itu sendiri. Indonesia sempat mengalami pasang-surut mengenai
perkembangan ayam dan unggas. Perkembangan tersebut dapat dikategorikan dalam
tiga periode, yaitu :
- Periode Perintisan (1953-1960)
Pada periode ini diimpor berbagai jenis ayam untuk memenuhi
pasar lokal, diantara jenis ayam yang diimpor adalah White Leghorn (WL), Island
Red (IR), New Hampshire (NHS) dan Australop. Impor ayam tersebut dilakukan oleh
GAPUSI (Gabungan Penggemar Unggas Indonesia). Aksi yang dilakukan adalah
melakukan penyilangan antara ayam impor tersebut dengan jenis ayam kampung.
Namun saat itu, tujuan penyilangan iu hanya sebagai kesenangan dan hobi, bukan
untuk komersial.
2. Periode Pengembangan (1961-1970)
Impor bibit ayam secara komersial mulai digalakan pada tahun
1967. Saat itu, Direktoran Jendral Peternakan dan Kehewanan saat itu menyusun
program Bimas Ayam dengan tujuan memasyarakatkan ayam ras kepada peternak
unggas. Daging semakin sulit didapatkan saat itu sehingga diharapkan program
ini dapat meningkatkan konsumsi protein hewani. Apalagi konsumsi perkapita
masyarakat terhadap protein hewani sangat rendah, 3,5 gram/kapita/hari.
3. Periode Pertumbuhan (1971-1980)
Bimas
ayam broiler tahun 1978 merupakan jawaban atas menurunnya populasi sapi saat
itu. Sejalan dengan itu, permintaan penduduk terhadap ayam broiler meningkat
seiring dengan meningkatnya pendapatan. Namun, pada tahun 1998 Indonesia
mengalami krisis ekonomi sehingga pemilikan ayam di Indonesia ditingkat
peternak menurun hingga lebih dari 50%. Pada tahun 1999 usaha ayam broiler dan
layer mulai mengalami kebangkitan.
Hingga
kini ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai
kelebihannya. Hanya 5-6 minggu sudah bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan
yang relatif singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta
peternak musiman yang bermunculan diberbagai wilayah Indonesia. Dengan berbagai
macam strain ayam ras pedaging yang telah beredar dipasaran, peternak tidak
perlu risau dalam menentukan pilihannya. Sebab semua jenis strain yang telah
beredar memiliki daya produktifitas relatif sama. Artinya seandainya terdapat
perbedaan, perbedaannya tidak terlalu jauh. Saat ini telah banyak jenis-jenis
strain ayam yang dikembangkan. Adapun jenis strain ayam ras pedaging yang
banyak beredar di pasaran adalah Super 77, Tegel 70, ISA, Kim cross, Lohman
202, Hyline, Vdett, Missouri, Hubbard, Shaver Starbro, Pilch, Yabro, Goto,
Arbor arcres, Tatum, Indian river, Hybro, Cornish, Brahma, Langshans,
Hypeco-Broiler, Ross, Marshall”m”, Euribrid, A.A 70, H&N, Sussex, Bromo,
dan CP 707.
Jenis-jenis ayam pedaging atau ayam potong yang biasa
diketauhi orang adalah ayam broiler dan ayam kampung buras. Kebayakan daging di
pasaran berasal dari peternakan ayam broiler. Namun ayam kampung pedaging mulai
dicari masyarakat. Sebenarnya ada beberapa jenis ayam untuk pedaging
Ayam
broiler
Ternak jenis ayam broiler bisa dipanen setelah umurnya
mencapai 45 hari. Bobot badan ayam seusia itu 1,5 – 2,5 kg. Bandingkan dengan
ayam kampung yang pada umur sama bobotnya cuma 200 g. Si cepat tumbuh ini tak
pernah dipelihara lebih dari 60 hari. Pasalnya, setelah itu dia sudah tak
efisien lagi membentuk daging. Kalau diteruskan, keuntungan peternaknya malah
turun.Karena masih muda, dagingnya sangat empuk. Bahkan, tulang-tulangnya pun
mudah hancur bila digigit.
Jadi, tidak benar anggapan broiler digemukkan secara paksa
dengan memberinya hormon atau zat perangsang. Yang perlu diwaspadai justru
kemungkinan adanya residu antibiotik dalam daging broiler. Ayam macam begini
biasanya dihasilkan peternak nakal atau tak mau tahu, yang memberinya antibiotik
berlebihan dan tidak dihentikan beberapa hari sebelum dipanen.
Ayam kampung
Ayam dengan harga lebih mahal 2-3 kali ayam broiler, padahal
biaya pemeliharaannya tak semahal ayam broiler. Nnamun umurnya yang lama
5-7 bulan. Selain itu membawa unggas pribumi penghasil daging ini dari desa ke
kota bukanlah pekerjaan gampang. Risiko kematian atau sakit di perjalanan cukup
besar. Untuk menanggung risiko akibat mati atau sakit itu, harga jualnya jadi
mahal.
Ayam kampung adalah ayam yang dibiarkan liar tanpa suplai
makanan khusus, apalagi obat-obatan, inilah nilai lebih dari dari ayam kampung,
sebagai daging organik.
Ayam buras
Ini yang digemari baik peternak maupun konsumen. Umurnya
bisa lebih cepat panen 3– 4 bulan dengan bobot karkas 0,7 – 1 kg. Pada umur itu
dagingnya masih lunak dan tulangnya manis. Aromanya tidak merangsang dan
rasanya sangat gurih. Ayam ini cocok untuk segala macam masakan.
Permintaan pasaran dari menengah ke atas sangat banyak,
peluang berternak ayam buras lebih menguntungkan dilihat dari harga yang lebih
mahal. Sekain itu trend daging ayam kampung mulai marak, karena isu ayam
broiler kurang sehat.
Ayam
potong petelur
Ayam potong petelur menempati urutan terakhir sebagi ayam
pedaging, setelah broiler dan buras. Kelompok ayam ras ini utamnya sebagai
penghasil telur yang biasa diceplok mata sapi atau didadar. Setelah 12 – 18
bulan menjalankan tugas dan produktivitasnya mulai menurun, bisa disembelih
dijadikan daging.
Bentuk badan ayam kelompok ini segi tiga. Bagian perutnya
besar dan penuh lemak. Kulit dan kakinya kuning. Warna ini menandakan dagingnya
manis. Karenanya, pedagang yang pintar sering mewarnai karkas yang berwarna
pucat atau putih dengan cairan kunyit atau pewarna makanan agar calon pembeli
tertarik.
C.
PEMELIHARAAN AYAM BROILER
Agar mampu terus bertahan di bidang usaha ternak ayam
broiler, kita harus tahu faktor-faktor apa saja yang merupakan penentu
keberhasilan usaha ternak tersebut. Fakta membuktikan dari tahun ke tahun
kebutuhan masyarakat terhadap daging broiler terus meningkat. Seiring dengan
meningkatnya minat masyarakat untuk mengkonsumsi daging broiler, terjadi juga
peningkatan terhadap usaha peternakan ayam broiler. Tetapi sangat disayangkan
animo peternak terhadap komoditi yang satu ini tidak disertai kestabilan keuntungan
yang dapat diraih oleh peternak, sehingga seringkali kita dengar banyak
peternak yang gulung tikar.
Menurut Wirama Yuda (1996), ada banyak hal yang perlu
diperhatikan oleh peternak atau calon peternak, agar usahanya dapat
berkesinambungan, diantaranya adalah (Anonim, 2000):
1.
Kandang
Sebelum memulai usaha ternak broiler, kita harus mempunyai
kandang yang memenuhi syarat-syarat teknis dan kesehatan ternak, antara lain :
tidak bocor waktu hujan, ventilasi cukup dan sinar matahari tidak dapat masuk
secara langsung ke dalam kandang. Jarak antar kandang tidak terlalu rapat,
dengan jarak minimal antar kandang selebar satu kandang. Saluran-saluran air
atau pembuangan di sekitar kandang harus lancar. Lantai kandang harus miring ke
satu atau dua arah untuk mempercepat proses pembersihan dan mencegah
menggenangnya air di dalam kandang. Bahan-bahan dan konstruksi kandang harus
kuat dan tahan lama sehingga tidak cepat rusak ataupun membahayakan pekerja (Priatno, 2004).
2.
Peralatan
kandang
Peralatan kandang yang vital seperti tempat pakan (feeder),
tempat minuman (drinker), pemanas, seng pelindung anak ayam (chick guard),
layar/tirai penutup kandang dan alat semprot desinfektan (sprayer) harus
tersedia dalam jumlah yang cukup. Sebab jika peralatan tersebut kurang dari
kebutuhan berdasarkan jumlah ayam yang dipelihara, dapat menimbulkan problem-
problem (Priatno, 2004) :
·
Berat
badan standar akan sulit tercapai. Jumlah ayam yang kerdil akan tinggi.
·
Problem
penyakit yang timbul akan lebih sering dan sulit untuk diatasi.
·
Angka
kematian tinggi serta kualitas rata-rata ayam ecara keseluruhan akan jelek.
3.
Anak
Ayam DOC
Anak
ayam umur sehari (DOC) yang baik mempunyai ciri-ciri : bulu kering dan bersih,
berat tidak dibawah standar (minimal ± 39 gr/ekor), lincah, tidak mempunyai cacat
tubuh dan tidak menunjukkan adanya penyakit-penyakit tertentu seperti
ompalitis, ngorok ataupun pullorum yang dapat dilihat dari adanya kotoran
berwarna putih (Anonim, 2000).
4.
Pakan
Pakan yang baik adalah yang cukup mengandung zat-zat makanan
yang dibutuhkan oleh ayam (protein, lemak, abu, serat kasar, energi, vitamin
dan asam-asam amino).Hal ini dapat dilihat dari standar kebutuhan zat-zat
makanan pada masing-masing eriode pemeliharaan yang dapat dipenuhi oleh pakan
tersebut. Yang juga tidak kalah penting tapi sering terlupakan adalah pakan
tersebut harus tidak menyebabkan diare, sebab diare dapat menyebabkan litter
menjadi basah sehingga konsentrasi amoniak di dalam kandang meningkat. Pada
akhirnya dapat menimbulkan penyakit dan problem berat badan (Anonim, 2002).
5.
Obat-obatan
Meliputi antibiotika, vaksin dan vitamin yang dibutuhkan
untuk membantu mempertahankan kesehatan ayam, ataupun mengobati ayam bila
terserang penyakit.
Pemilihan dan pemakaian obat-obatan yang digunakan harus
tepat sesuai dengan kasus yang dihadapi. Oleh sebab itu, diagnosa penyakit
tidak boleh salah untuk keefektifan terapi pengobatan yang dijalankan. Yang
wajib untuk dipahami peternak, adalah obat-obatan ini hanya sebagai pendukung,
bukan faktor utama yang menyebabkan ayam menjadi sehat. Sebab, faktor utama
untuk menghasilkan ayam yang sehat adalah sanitasi dan tata laksana
pemeliharaan yang benar. Obat-obatan yang bagus dan mahal tidak akan bermanfaat
banyak bila sanitasi dan manajemen pemeliharannya buruk. Malah dapat menimbulkan
kerugian, karena problem penyakit akan sering muncul dan sulit untuk diatasi,
yang pada akhirnya biaya produksi menjadi tinggi (Anonim, 2011).
6.
Manajemen
pemeliharaan
Faktor-faktor di atas dapat berfungsi dengan baik bila
manajemen atau tatalaksana pemeliharaan yang dijalankan benar. Manajemen yang
baik akan meningkatkan efisiensi faktor-faktor produksi, sehingga memperkecil
beban pengeluaran, yang pada akhirnya dapat memperbesar keuntungan yang
diperoleh (Cahyono, 1995).
7.
Pemasaran
Akhir dari masa pemeliharaan ayam broiler akan bermuara pada
pemasaran, sehingga tahap pemasaran ini tidak dapat dipisahkan dari
keberhasilan suatu usaha. Akan sia-sia kerja yang baik apabila penanganan
pemasaran broilernya dilakukan kurang rapi dan terencana karena dapat mengurangi
perolehan peternak. Pemasaran yang baik adalah yang tepat waktu, memakan waktu
yang sesingkat-singkatnya dan dengan harga jual yang relatif tinggi. Akan
tetapi harga jual di sini tentu saja mengikuti pasaran yang berlaku. Oleh sebab
itu, faktor ketepatan waktu dan lamanya proses pengangkatan ayam dari kandang
sangat penting diperhatikan. Pemasaran yang terlambat, walau hanya satu-dua
hari, akan memperbesar biaya produksi terutama untuk pakan. Sedang proses
pengangkutan ayam dari kandang yang berlarut-larut akan menimbulkan stres pada
ayam sehingga akhirnya akan meningkatkan angka kematian, yang tentu saja
menjadi beban peternak. Ayam Pedaging (Broiler) adalah ayam ras yang mampu
tumbuh cepat sehingga dapat menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat
(5-7 minggu). peranannya yang penting sebagai sumber protein hewani. Pemberian
Vitamin Organik untuk Budidaya Ternak Ayam berupaya membantu peningkatan
produktivitas, kuantitas, kualitas dan efisiensi usaha peternakan ayam broiler
secara alami (non Kimia) (fadilla, 2007).
D. BISNIS
AYAM PEDAGING
Usaha mandiri artinya seluruh komponen budidaya
ternak ayam potong ditanggung oleh peternak. Dengan kata lain, anda secara
pribadi bertanggung jawab mulai dari proses pembuatan kandang, penyediaan
bibit, makanan, obat-obatan, perawatan, panen hingga pemasaran. Keuntungan
budidaya ayam potong secara mandiri ini adalah si peternak memperoleh
keuntungan penuh sesuai dengan harga pasar. Kelemahannya adalah si peternak
menanggung semua resiko usaha secara penuh; seperti penangan penyakit hingga
rumitnya memasarkan ayam potong. Karena kelemahan inilah maka hadir perusahaan
kemitraan ayam broiler.
Usaha kemitraan ayam potong adalah melaksanakan
usaha budidaya secara bahu membahau antara perusahaan sebagai Inti dengan
peternak sebagai plasma. Pada sistem usaha ini peternak hanya berkewajipan
menyediakan kandang dengan skala yang telah ditetapkan oleh perusahaan inti dan
merawat ayam hingga masa panen tiba. Kelebihan usaha kemitraan ayam potong
adalah peternak hanya butuh modal membangun kandang, dan mendapatkan
pendampingan dalam perawatan serta penanganan kesehatan ayam broiler dari
perusahaan inti, dan mendapat jaminan pemasaran . Kelemhannya adalah peternak
tidak leluasa menentukan harga jual, dimana harga jual yang berlaku bukanlah
harga pasaran melainkan harga kontrak yang telah ditetapkan bersama antara
perusahaan dengan plasma.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Populasi tiap kandang harus sesuai
dengan luas kandang yang ideal, agar tidak terjadi kepadatan dalam kandang
tersebut.
2. Pemberian pakan dan minum, merupakan
salah satu poin penting dalam menjalani usaha peternakan. Pemberian pakan dan
minum yang baik akan memberiakan hasil yang memuaskan.
3. Vaksinansi dilakukan agar ayam dapat
terhindar dari berbagai penyakit yang mungkin akan menyerang pada ayam
tersebut.
4. Penularan penyakit pada ayam
biasanya melalui kotoran.
5. Ayam Broiler akan dipanen saat umur
5-7 minggu denagn berat berkisar 1,7-2 kg/ayam.
B. Saran
Sekiranya setiap yang bersangkutan dalam pemberian informasi
dapat memberiakan informasinya dengan senang hati, dan mau bekerja sama dengan
baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Indrawati Basmar. http://larvakpopers.blogspot.co.id/2014/09/makalah-pengatar-ilmu-peternakan-pip.html. Diakses Kamis, 04 September 2014
http://ornitologi.lk.ipb.ac.id/2012/04/06/broiler-sejarah-dan-perkembangannya/
Nevetari Vivi.
http://www.publikasionline.com/2012/11/jenis-jenis-ayam-pedaging.html.
Diakses 11/27/2012
Komentar
Posting Komentar